Setiap orang memiliki 24 jam yang sama, tapi tidak semua bs memanfaatkan waktu semaksimal yang mereka bisa, dan akhirnya tidak semua orang memiliki kesempatan yang sama.
Kadang kita merasa waktu penuh dengan kesibukan, kerja dan hidup penuh dengan tuntutan yang mengakibatkan stress, dan terlalu banyak hal yang harus kita cerna dalam satu waktu membuat kita kesulitan untuk focus.
Mungkin Sebagian dari Anda yang terjebak dengan kesibukan, menerima inbox yang overflow, calendar meeting yang bertubi-tubi, dan rentetan pekerjaan yang harus di selesaikan – baik pekerjaan kantor maupun pekerjaan rumah. Sementara disisi lain kita diberikan berbagai macam kemudahan akses Infinity Pools of entertainment, mulai dari belanja online, Netflix, social media, kemudahan untuk akses segala macam informasi dan hiburan yang membuat kita semakin ke-distract dan ga focus.
Dan karena ga focus membuat beberapa pekerjaan selesai lebih lama daripada seharusnya, kita terpaksa bekerja lebih Panjang daripada jam kerja normal, merasa bersalah kalau pekerjaan ga selesai, sampe kebawa tidur – akhirnya ga cukup istirahat, dan ga bener-bener bisa relax.
Untuk beberapa orang hal ini sampai berdampak ke Kesehatan seperti : insomnia, tekanan darah tinggi, migraines, imun tubuh yang rendah dan jadi gampang sakit, syaraf kejepit mungkin? Atau penyakit yang lebih severe?? I know it for real, karena kurang tidur, stress, nervousness, anxious menyebabkan saya harus dealing with HNP (syaraf kejepit) untuk beberapa bulan di tahun 2016 lalu.
Karena inilah saya mencoba mencari tahu apa yang bisa saya lakukan untuk hack my approach with time. Apakah selama ini saya benar-benar produktif atau hanya sebatas sibuk? Gimana sih caranya untuk melakukan hal-hal yang saya anggap penting dan ingin lakukan? Bisa ga sih saya ga lagi merasa selalu set behind time?
Pencarian saya tentang konsep memanage waktu lumayan tercerahkan beberapa tahun belakangan, saat saya mempelajari the science of (our) brain. Dan mempelajari sebenarnya bagaimana sih cara kita mempersepsikan waktu.
THE SCIENCE OF (OUR) BRAIN
Mempelajari bagaimana system kita bekerja adalah inside out approach untuk menyelesaikan challenge yang kita hadapi dalam hidup. Karena kita sudah memiliki resource atau sumber daya yang diperlukan, kita hanya butuh menggali lebih dalam tentang bagaimana system resource bekerja.
Everything is created twice, first in the mind and then in reality.
Robin Sharma
Pernah denger ga sih Body and Mind is one system? Neuroscience mengatakan bahwa setiap kali kita memiliki sebuah pemikiran, ada kimia tubuh yang ikut bereaksi di otak dan melepaskan sinyal ke tubuh, sebagai messenger dari apa yang kita pikirkan.
Disaat kita berpikir happy, maka seluruh badan kita akan menunjukkan kita happy, senyum kita akan lebih tulus, sorot mata akan lebih cerah. Beda halnya klo kita marah, detak jantung berpacu lebih kencang, mungkin Sebagian orang akan langsung terlihat wajahnya memerah bahkan ada ketegangan di otot-otot tubuh dan atau wajah.
Ada koneksi moment demi moment antara otak dan tubuh. Dan faktanya, ketika kita mulai merasakan apa yang kita pikirkan, kita mulai berpikir seperti apa yang kita rasakan. Karena otak dan tubuh adalah satu kesatuan.
Bisa dibayangkan ga, bertahun-tahun kita memiliki sebuah pemikiran yang sama, dan merasakan perasaan yang sama, akan membuat apa yang kita rasakan dan pikirkan tertanam lebih dalam, karena pengulangan berulang kali dan dalam jangka waktu yang lama membuat tubuh kita mengingat lebih baik perasaan yang kita rasa atau pemikiran yang sudah biasa kita pikirkan..
Pernah liat orang yang pemarah kan? Let say ada orang terbiasa punya kebiasaan gampang marah. Ada hal yang mengganggu dikit marah, dari hal-hal kecil yang mengganggung mungkin pada awalnya marah hanya jadi emosi sesaat atau kita kenal dengan mood. Tapi bahayanya dalam jangka waktu yang panjang, mungkin tidak perlu berpikir untuk marah. Karena seseorang yang terbiasa memelihara sifat marah, dalam jangka waktu yang panjang menjadi karakter, karena tubuh sudah demikian familiar dengan emosi ini.
Banyak orang yang ga tau, kita tidak perlu secara real mengalami suatu kejadian untuk bisa memicu sebuah perasaan. Cukup dengan memikirkan kejadian sebelumnya, yang memiliki tingkat emosi tinggi, akan membuat otak kita firing dan wiring dan membentuk program yang otomatis dalam otak.
Contoh lain bisa kita temui dalam kehidupan sehari-hari, ada orang yg bekerja keras setiap bulan dan selalu merasa ga ada cukup uang, dan selalu kurang. Dan seandainya pun mendapatkan rejeki berlebih, entah bagaimana uangnya akan selalu habis dan ga bisa ditabung. Dari waktu ke waktu perasaan kurang ini bisa akan semakin kuat dan mengakar.
CONSCIOUS VS SUBCONSCIOUS MIND
Sumber daya yang kita punya potensi yang ga berbatas, tapi sayangnya, pendidikan yang kita terima ga membahas tentang bagaimana sytem otak kita bekerja dan membantu kita dalam belajar dan bertumbuh. Satu hal yang perlu kita tahu tentang mekanisme kerja otak kita, otak bekerja di 2 level yang saling berkaitan satu sama lain :
CONSCIOUS MIND | SUBCONSCIOUS MIND |
PRESENT MOMENT | PAST MOMENT |
Berhubungan dengan pemikiran intelektual yang melibatkan proses secara logic, Analisa/critical thinking. (THINKING MIND)COMMANDS – WILLPOWER | Beroperasi tidak menggunakan reasoning, tapi lebih mengutamakan emotion & feeling based on kejadian masa lalu atau values dan belief yang sudah tertanam sebelumnya, pengalaman yang terjadi di masa lampau. (FEELING MIND or BEHAVIOUR)OBEY |
Short term memory | Long Term memory, habit, reservoir, merekam segalanya tanpa filter |
Dipakai saat mengambil keputusan, komunikasi, kemampuan untuk mengorganize | Dipakai sebagai sumber inspirasi, imajinasi, kreatifitas dan intuisiDipakai untuk meregulasi tubuh kita, pernafasan, pencernaan, temperature tubuh dll – automatic nervous systemDipakai sebagai gatekeeper our comfort zone |
Mengontrol 5% dari hidup kita | Mengontrol 95% dari hidup kita |
“if you realize how powerful your thoughts are, you would never think a negative thought”
SELF LIMITING BELIEF
Dari sini kita bisa tahu bahwa ternyata subconscious mind kita berpengaruh secara major hidup kita. Sehingga sebisa mungkin kita harus mencoba untuk aware, kira-kira ada ga yah pemikiran atau perasaan yang membuat kita jadi tidak produktif?
Background dan keadaan mungkin akan mempengaruhi diri kita, tetapi kita tetap bertanggung jawab untuk menjadi siapa kita di masa depan. begitu banyak yang tertanam dibawah permukaan di level subconscious kita. Bs berupa suara2 atau label yg Anda percaya mendefinisikan diri Anda.
Inner critics : berbahaya, membatasi kita, menghentikan kita dalam berkembang, meregut kedamaian pikiran dan emosional, menyebabkan depresi atau kegelisahan.
Contoh :
- Merasa ga memiliki kemampuan seperti orang-orang di sekeliling kita
- Merasa ga pantas menduduki suatu posisi di tempat kerja
- Merasa telah melakukan segala hal, tapi ga sukses juga
- Merasa mengerjakan segala sesuatunya sendiri karena ga ada partner yang bisa di ajak kerja sama
- Merasa overwhelmed dan lelah dengan pekerjaan kantor dan tugas di rumah
REFRAMING – MIND SHIFTING
Limiting belief ini sebenernya yang sering kali membuat subconscious kita selalu mencari pelarian lain, disbanding harus focus denga napa yang kita selesaikan. Lalu apa donk yang bisa kita lakukan? Coba kita rumuskan lagi mental block yang kita hadapi:
- Current State
- Apa siih sebenarnya yang menjadi tantangan?
- Apa yang sebenarnya membuat ga nyaman? Takut? Marah? Khawatir? Gugup?
- Desired State
- Apa siih tujuan yang ingin dicapai?
- Apa yang menjadi alasan ingin mencapainya?
- Fill in the gap
- Apa yang kiranya bisa dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan?
- situasi seperti apa yang dibutuhkan?
- bantuan siapa yang diperlukan?
- apa kompetensi/skill yang perlu ditambahkan?
- apa informasi yang perlu dicari tahu?
- Create NEW BELIEF
- cari situasi serupa yang pernah kita lalui di masa lalu sebagai sumber acuan
- cari situasi serupa di orang lain yang pernah melewatinya sebagai sumber acuan
well.. ini sekedar tulisan untuk mencoba mengartikulasi situasi yang banyak orang hadapi, termasuk saya terhadap waktu. sometimes its not about the checklist, but another agenda in our mind that we need to finish first in order to be friended with time 😘
Leave a Reply