Sebuah riset yang mempelajari dan meneliti psikologis pebisnis-pebisnis sukses, Gallup Study Expert, mengatakan bahwa elemen terbesar penentu sukses adalah determinasi. Secara kamus Bahasa Indonesia, determinasi berarti menetapkan dan memastikan. Ada elemen keputusan dalam sebuah kata determinasi.
Apabila dalam hidup saja kita memiliki kebutuhan untuk segera dapat memutuskan sesuatu, apalagi dalam membangun bisnis. Semua permasalahan, tantangan perlu keputusan yang menentukan arah bisnis yang sedang dibangun. Namun, acapkali kita dihadapkan hambatan terbesar justru ada di dalam diri kita. Yang kemudian menjadi cognitive dissonance (seseorang yang memiliki 2 keyakinan yang berlawanan), sehingga menjadi mental block dan menghalangi kesuksesan bisnis yang sedang Anda bangun.
Lalu, bagaimana cara kita meningkatkan peluang untuk sukses dan menghilangkan hambatan-hambatan tersebut?
Dalam sebuah kesempatan belajar dengan Master Trainer NLP pertama di Indonesia, Bapak Hingdranata Nikolay berbagi tips bagaimana melakukan alignment antara badan dan pikiran.
- Cek kondisi Anda saat ini (present state).
- Cerita diri sendiri saat ini
- Apa yang saat ini sedang di dengar/baca
- Siapa yang saya ikuti/ dijadikan role model
- Hal terburuk apa yang saya takuti saat ini
- Bayangkan kondisi yang ingin Anda capai di masa depan (desired state).
- Gambaran diri seperti apa yang saya inginkan
- Apa yang bisa saya lakukan
- Mentor/model yang ingin saya tiru
- Apa hal yang penting buat saya
- Langkah-langkah yang bisa dapat Anda ambil untuk memperkecil gap point 1 dan 2.
Karena inti dari perubahan adalah melakukan lebih. If you don’t want to do more, how can you get more? Pilihannya ada di tangan Anda, naik level atau jadi orang yang pada umumnya, biasa-biasa saja.
Coba lihat Kembali mentor atau model yang Anda inginkan sebagai contoh, bagaimana standar mereka dalam hidup? Standar mereka dalam menjalani profesi?
Orang yang excellent dalam hidup akan memiliki standar yang tinggi, dan standar inilah yang akan meningkatkan kapasitas diri dalam melihat sebuah masalah. Seseorang yang terbiasa melakukan lebih dan membiasakan diri mengerjakan hal-hal yang sulit, akan menganggap sulit sudah biasa. Sehingga lebih terbuka untuk segala peluang dan mau mencoba hal-hal baru. Sementara sebaliknya, orang-orang yang enggan berubah dan memilih untuk melakukan hal yang nyaman, sekalinya diberikan kesulitan akan menganggap seluruh dunia akan runtuh. Dan kemudian jadi takut mengeksplore hal-hal baru diluar zona nyaman nya.
Pilihannya ada di tangan Anda, maju ke depan? Atau jalan di tempat (mundur kebelakang)?
Leave a Reply