Ditengah-tengah workshop yang saya adakan tentang edukasi perencanaan keuangan, salah satu peserta bertanya, “Bu, cuan ga sih beli asuransi?”. Mungkin pertanyaan sama sudah sering saya dapat di beberapa kesempatan berbeda. Dan wajar apabila kebanyakan orang di Indonesia masih belum ‘ngeh’ sama Asuransi dan manfaatnya untuk membangun pondasi keuangan yang solid, terlebih lagi untuk kita-kita yang masih masuk dalam golongan Sandwich Generation.
SANDWICH GENERATION
Sandwich Generation, secara definisi berarti generasi yang terjepit, harus merawat orang tua, sekaligus merawat anaknya sendiri.
Dimana artinya, sebagai sandwich generation kita menjadi sumber utama penyangga hidup orang tua dan anak. Bayar cicilan rumah atau kendaraan, persiapan biaya pendidikan anak, biaya perawatan Kesehatan orang tua, biaya bulanan Rumah Tangga orang tua, biaya Rumah Tangga sendiri, belum lagi kebutuhan dan keinginan pribadi dan persiapan pensiun untuk masa depan. Kebayang kan sulitnya menghidupi banyak orang bersamaan apabila kita ga pinter-pinter mengatur keuangan?
Tapi sebenernya apa sih yang menyebabkan kita bisa terjebak dalam generasi ini? Dalam beberapa literatur yang Saya baca dapat disimpulkan bahwa, Generasi Sandwich terjadi karena rendahnya literasi keuangan yang diterima oleh Orang Tua kita, sehingga mempengaruhi keputusan mereka dalam keuangan:
- Tidak (tahu cara) menyiapkan dana pensiun.
- Rela berhutang untuk pendidikan anak & gaya hidup
- Tidak memiliki asuransi kesehatan dan asuransi jiwa yang mengcover sampai usia pensiun.
Beban keuangan ini yang harus kita akui dan sadari, untuk kemudian kita ambil langkah konkret membantu orang tua kita survive di masa pensiunnya. Sekaligus juga mempersiapkan masa depan untuk diri kita dan anak-anak. Sehingga perlu ada keterampilan yang harus kita lengkapi untuk menciptakan source of income selain gaji, kemampuan untuk berinvestasi, dan juga memanage uang dengan lebih baik agar bisa memiliki security blanket yang cukup.
CUAN & ASURANSI
Hal ini lah yang belakangan yang membawa generasi Sandwich ke dalam Hustle Culture, meningkatkan income dan gas poll produktifitas mereka di usia muda. Menambah jam kerja untuk dapat bekerja maksimal, sehingga mengorbankan waktu istirahat, dan waktu untuk kehidupan pribadi.
Hal ini tentu berpengaruh terhadap kesehatan fisik dan mental, seperti : rentan menghadapi burn out, gangguan kecemasan, sampai efek pada kesehatan fisik, mulai penyakit yang remeh temeh, seperti : dehidrasi, masuk angin, gangguan tidur, typhus. Sampai penyakit dengan kategori berat, seperti diabetes, hipertensi dan jantung coroner.
Coba kita cek ya, masuk Rumah Sakit untuk rawat inap 5 hari di kelas 1 karena Typhus biaya nya bisa mencapai 13 juta. Kebayang ga kalau bayarnya pake duit sendiri? Kalau ga ada asuransi udah pasti harus ambil dana di tabungan atau malah cairin deposito.

Dan berbicara generasi Sandwich, gimana kalau yang sakit adalah orang tua? Seperti ibu saya yang harus menjalani operasi By Pass Jantung 3 tahun lalu. Biaya konsultasi, diagnosa, pembedahan dan perawatannya mencapai lebih dari 500 juta rupiah. Ga bisa bayangin kalau ga punya Asuransi musti cairin dana pendidikan, dana pensiun atau malah jual aset untuk bayar tagihan Rumah Sakit.
Dengan Asuransi Kesehatan, ga perlu khawatir karena biaya rawat inap dan perawatan selama di Rumah Sakit semua ditanggung oleh pihak Asuransi. Dalam kasus ibu saya, jika dibandingkan antara premi yang telah dibayar dengan manfaat yang bisa dicover Asuransi Kesehatan tentu saja lebih besar manfaat perlindungan dari Asuransi. Namun, saya tidak melihatnya sebagai cuan, karena harus sakit dulu untuk bisa mendapatkan manfaatnya.
Asuransi harus dilihat sebagai portfolio keuangan untuk proteksi, yang memindahkan risiko kehidupan ke perusahaan Asuransi. Mau cari cuan? Ya udah fokus di pilihan produk investasi yang memberikan return menarik, tapi jangan lupa tambahkan Proteksi yaa.. Ga lucu kan cuan harus dicairkan untuk bayar tagihan rawat inap?
KENAPA GENERASI SANDWICH PERLU ASURANSI?
Kita tahu pentingnya investasi dan mempersiapkan tidak hanya dana pendidikan anak, namun juga dana pensiun untuk memutus rantai sandwich generation. Lalu, pentingnya Generasi Sandwich melek Asuransi apa donk?
- Bad news never had good timing
Banyak yang malas ngobrol tentang Asuransi, karena berbicara soal risiko yang belum pasti kapan terjadinya. Padahal dari kejadian yang unexpected ini justru sering kali muncul biaya-biaya yang membawa implikasi besar terhadap keuangan.
- 3 Layer to protect : Orang Tua, Pasangan & Anak
Sebagai generasi yang menanggung orang tua dan anak, maka ada beberapa kebutuhan dasar yang harus kita lengkapi dalam perencanaan keuangan. Pertama adalah perlindungan biaya Kesehatan jika harus di rawat inap, baik untuk cover orang tua, anak, maupun diri sendiri dan pasangan. Dan yang kedua, melengkapi perencanaan keuangan dengan perlindungan Jiwa apabila terjadi risiko tutup usia pada diri kita sebagai pencari nafkah. Untuk memastikan tanggungan : orang tua, pasangan, dan anak masih bisa mendapatkan support secara finansial.
- Peace of Mind
Dengan memiliki proteksi Asuransi kita lebih peaceful menjalani aktifitas, karena apapun yang terjadi, kita tahu ada Asuransi yang got our back. Ibarat mobil balap, kalau tahu mobil nya dilengkapi dengan perlindungan dan tim yang sigap untuk menjaga agar si pembalap ga cidera, layaknya dalam hidup – maka sebagai pembalap kita pun siap gas poll.
Untuk memutuskan rantai generasi sandwich, awareness terkait asuransi harus sudah dimiliki dari masih kecil, sekalipun premi Asuransi masih dibayarkan oleh orang tua. Harapannya, generasi setelah kita akan mampu membuat keputusan yang tepat ketika sudah dewasa.
APA YANG PERLU DIPERHATIKAN SEBELUM BELI ASURANSI?
Pertanyaan umum ini biasanya ditanyakan karena bingung dengan sekian banyak produk Asuransi dan penawaran diluar sana. Namun, sebagai customer kita juga harus tahu bahwa ada 3 hal yang harus kita cermati sebelum membeli Asuransi :
- Kebutuhan
Setidaknya ada 2 Asuransi dasar yang harus dipenuhi generasi sandwich, yaitu Asuransi Kesehatan untuk pengganti biaya rawat inap di rumah sakit dan Asuransi Jiwa untuk pengganti penghasilan. Apabila kedua hal ini telah dipenuhi, maka dapat ditambahkan asuransi pendidikan sebagai garansi terhadap dana pendidikan anak, dan asuransi pensiun untuk memastikan jika pencari nafkah tutup usia, seluruh tanggungan masih dapat survive.
- Berapa besar proteksi (Uang Pertanggungan) yang dibutuhkan?
- Asuransi Kesehatan dilihat dari : pilihan plan dengan wilayah pertanggungan untuk Rumah Sakit yang kita inginkan, limit tahunan, jenis kamar (1 kamar 1 orang, atau 1 kamar 2 orang)
- Proteksi Penghasilan dilihat dari : besarnya pengeluaran 1 tahun dibagi dengan suku bunga deposito dalam 1 tahun.
- Contoh. : seseorang dengan pengeluaran 10 juta per bulan, membutuhkan Uang Pertanggungan 2,4 Milyar Rupiah. Dengan asumsi suku bunga deposito di angka 5%.
- Asuransi Pendidikan dilihat dari : besarnya dana pendidikan yang dibutuhkan untuk menyekolahkan setiap anak ke jenjang yang diharapkan (S1/S2/S3), tentu saja dengan mempertimbangkan future value dari nominal tersebut.
- Contoh : seseorang ingin menyekolahkan anaknya ke UI saat ini membutuhkan biaya 400 Juta Rupiah. Karena usia anak masih 7 tahun, maka 10 tahun lagi biaya pendidikan (sekaligus besarnya Uang Pertanggungan) menjadi : 1,6 Milyar Rupiah, dengan asumsi inflasi biaya pendidikan diangka 15%.
- Asuransi Pensiun dilihat dari besarnya dana pensiun yang dibutuhkan berdasarkan pengeluaran atau biaya hidup saat ini.

- Budget
Dan yang perlu diperhatikan adalah kesesuaian manfaat produk dengan nominal premi yang akan dibayarkan. Pastikan komit dengan premi yang harus dibayarkan tiap bulan atau tahunnya, untuk memastikan perlindungan Polis selalu aktif . Nominal yang bisa disisihkan untuk membayar premi bisa mulai dari 10% dari total penghasilan.
GIMANA CARANYA MEMILIH ASURANSI YG COCOK?
Nah apabila 3 hal utama tadi sudah ditentukan di awal, kita tinggal window shopping deh untuk menentukan produk mana yang benar-benar cocok dengan kebutuhan. Kalau jaman dulu saya harus nanya ke beberapa agen asuransi maupun bank yang menjual produk asuransi untuk membanding-bandingkan, bersyukur banget dengan kemajuan teknologi semuanya jadi lebih mudah.
Sekarang saya cukup window shopping di online marketplace asuransi. Di mana sebagai customer kita bisa melihat produk asuransi secara transparan, bisa mencari produk sesuai kebutuhan, dan juga disesuaikan dengan kemampuan bayar.
Saya pribadi menggunakan Lifepal dan suka banget sama fitur membandingkan Polis yang ada dalam websitenya. Contoh nya : dengan kebutuhan untuk menambahkan Asuransi Kesehatan untuk diri pribadi dengan budget yang ga lebih dari 1 juta per tahun. Dari website, saya mendapatkan cukup banyak rekomendasi produk. Namun, lewat fitur Bandingkan PolisSaya akhirnya membandingkan 3 produk yang masih masuk di range kemampuan bayar saya dan benefit yang saya cari, dan dengan cepat bisa dapat memutuskan mana pertanggungan yang memberikan manfaat paling optimal dengan nominal premi 1 juta rupiah. Gampang banget, ga pake ribet!

Kita bisa dapatkan Asuransi Kesehatan dengan harga terjangkau sebagai pendamping BPJS Kesehatan. Udah dapet harga yang sesuai budget, dengan transaksi di Lifepal – kita masih bisa dapat diskon premi sampai 25%.. wow banget kan.

Senengnya lagi, di Lifepal kita bisa melihat informasi berbagai pilihan produk – bukan hanya Asuransi Jiwa dan Kesehatan, tetapi juga Asuransi Pendidikan, Asuransi Sakit Kritis, Asuransi Perjalanan, Asuransi Mobil, dan juga Asuransi Syariah. Produk yang tergabung di dalamnya beragam dari lebih 50 perusahaan Asuransi yang berpartner dengan Lifepal dan sudah mendapat lisensi dan pengawasan langsung OJK, dan terdaftar di AAJI atau AAUI.
Pray for the best, be ready for the worst, and expect the unexpected.
Jangan sampai kita harus menghadapi risiko tanpa ada kesiapan finansial yang memadai. Keputusan finansial terbaik adalah melengkapi diri dengan Asuransi saat masih muda, produktif, saat kondisi masih sehat dan premi masih murah. Caranya? Ga perlu ribet, karena semua bisa diakses on your finger tips di #AsuransiLifepal.

Leave a Reply